Jasa Blog - Strategi Museum di Surabaya Tetap Bertahan di Tengah Pandemi (3-Habis)

WWW.JASASITUS.WEB.ID

Strategi Museum di Surabaya Tetap Bertahan di Tengah Pandemi (3-Habis)

Jika anda butuh jasa buat situs untuk mempromosikan usaha anda , sangat di sarankan untuk memesan sekarang di .

JASA SITUS BLOG MURAH

Kelebihan Jasa Situs ini: 1. Pengerjaan cepat. 2. Banyak pilihan desain. 3. Fiturnya lengkap. 4. Siap pakai 5. Harganya murah. Silahlan anda pesan di

JASA SITUS BLOG MURAH

.

Beragam cara dilakukan demi membuat museum tetap dekat dengan masyarakat pada masa pandemi. Salah satu caranya mengubah semua yang ada di museum menjadi medium baru yang bisa diakses di mana saja. Tantangan baru muncul dalam pembuatannya.

RETNO DYAH AGUSTINA, Surabaya

Baru seminggu diluncurkan, Pameran Merdeka Bermusik di The Residence, House of Sampoerna, ditutup hingga kini. Semuanya disebabkan pandemi. Padahal, pameran tersebut berusaha mengajak pengunjung kembali ke masa kemerdekaan dulu.

Alunan lagu Padamu Negeri yang biasanya sayup-sayup terdengar oleh pengunjung kini harus dimatikan sementara. Begitu pula lagu-lagu legendaris lainnya, seperti Walang Kekek oleh Waldjinah, Tante Sun oleh Bimbo, dan Sahabat Matahari Pagi oleh Ully Sigar Rusady.

Lalu, bagaimana mengajak masyarakat tetap bisa menikmatinya? Manajer House of Sampoerna Rani Anggraini berusaha menanggapi pandemi ini secara positif. ”Jadikan pandemi ini dorongan positif untuk lebih kreatif bagi museum ya,” jawabnya.

Fasilitas museum berbasis one stop tourism tersebut diubah menjadi virtual seluruhnya. Mulai beberapa pameran yang seharusnya sedang berlangsung, suvenir, hingga tur keliling Surabaya. ”Kami ubah semua yang on-site jadi online,” ujar Rani. Seluruhnya bisa diakses dalam website https://ift.tt/1iC9UWh.

Di dalamnya, pengunjung bisa memilih pameran mana yang ingin dilihat. Mereka bisa melakukan scan pada QR code di laman tersebut. Hasilnya, sebuah katalog elektronik dengan desain menarik akan muncul secara otomatis. Hanya itu? Tentu tidak. Rani dan timnya berusaha keras agar katalog tersebut terasa seperti pameran di lokasi. ”Harus interaktif, harus bisa bikin orang nggak boring,” tegas perempuan berkacamata itu.

Salah satu caranya adalah menyisipkan QR code yang membuat pembaca bisa tetap ditemani alunan lagu-lagu kemerdekaan tersebut. Beragam foto koleksi yang ditampilkan juga dibubuhkan dalam katalog. Begitu pula deskripsi singkat yang tak bikin orang pusing saat membacanya. ”Apalagi itu pameran musik, ya harus terasa musiknya dong,” imbuhnya, kemudian tertawa.

Hal serupa diterapkan di Pameran Tanah Air Beta. Pameran keramik tersebut diubah dalam bentuk katalog interaktif yang memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menyaksikan beberapa video.

Fasilitas lainnya yang diubah dalam bentuk virtual adalah Surabaya Heritage Track. Sesi jalan-jalan yang biasanya dilakukan di dalam bus khusus itu kini bisa dinikmati di rumah masing-masing.

Dalam satu minggu, tur virtual itu dilakukan sebanyak empat kali dengan dua rute yang berbeda. Peserta harus mendaftarkan diri pada link khusus dan mengunduh aplikasi video group call. ”Nah, ini juga menantang tim. Bagaimana biar orang tidak bosan menatap layar?” ucap Rani.

Melalui komposisi beragam medium pembantu, guide harus bisa mengajak peserta melihat seluk-beluk lokasi. Video dokumentasi, deretan foto-foto, hingga bantuan Google maps digunakan. Peserta bisa melihat foto zaman lawas dan video yang menunjukkan situasi serta kondisi asli. Tinjauan foto 360 derajat dari Google maps memberikan kesempatan bagi peserta untuk melihat lokasi secara menyeluruh. ”Kalau guide cuma cerita, pasti bosan. Jadi, bikin presentasinya ini yang menantang,” jelasnya.

Apalagi, tur virtual itu berlangsung selama 1 hingga 1,5 jam. Rani menyatakan senang dengan antusiasme peserta. Setiap sesi selalu diikuti minimal 10 orang

Untuk menghadapi kenormalan baru nanti, pihaknya terus menggodok detail protokol. Sejauh ini, Rani menyebut akan adanya pembatasan kunjungan hingga 50 persen dari kapasitas ruangan. ”Durasi kunjungan juga diatur, masih dibicarakan,” sambungnya. Rani juga mengadvokasi pengunjung untuk membawa peralatan ibadah sendiri.

Saksikan video menarik berikut ini:

Strategi Museum di Surabaya Tetap Bertahan di Tengah Pandemi (3-Habis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jasa Situs Pilkada Mundur, Anggaran Membengkak, KPU Tambah 861 TPS

Jasa Blog - FIGC Berharap Penonton Bisa Nikmati Serie A di Stadion Musim Ini