Jasa Blog - Gubernur Jabar Siapkan Tahap-Tahap Adaptasi Normal Baru
Gubernur Jabar Siapkan Tahap-Tahap Adaptasi Normal Baru
Jika anda butuh jasa buat situs untuk mempromosikan usaha anda , sangat di sarankan untuk memesan sekarang di .JASA SITUS BLOG MURAH
Kelebihan Jasa Situs ini: 1. Pengerjaan cepat. 2. Banyak pilihan desain. 3. Fiturnya lengkap. 4. Siap pakai 5. Harganya murah. Silahlan anda pesan diJASA SITUS BLOG MURAH
.JawaPos.com–Adaptasi normal baru atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di Provinsi Jawa Barat sudah diterapkan di 15 kabupaten/kota mulai 1 Juni. Salah satu adaptasi itu adalah adaptasi di tempat ibadah, khususnya masjid. Jamaah wajib mengikuti protokol kesehatan, yakni pengecekan suhu tubuh, mengenakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar M. Ridwan menjelaskan, adaptasi masjid adalah bagian dari lima tahap AKB. ”Kami juga mengimbau jamaah untuk membawa perlengkapan salat dan wudu dari rumah,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Kota Bandung.
Bagi pengurus masjid, lanjut Ridwan, hanya diizinkan membuka 50 persen dari kapasitas serta mengajukan izin berupa surat kelaikan operasional dan bebas Covid-19 ke kantor kecamatan setempat. Nanti, AKB di tempat ibadah dievaluasi dalam tujuh hari atau sepekan.
Selain di tempat ibadah, AKB juga dilakukan di sektor ekonomi industri, perkantoran, dan pertanian. Setelah dievaluasi selama tujuh hari dan tidak ada anomali persebaran Covid-19, wilayah tersebut bisa masuk ke tahap adaptasi yang ketiga yaitu AKB untuk mal dan retail atau pertokoan. ”Namun, setiap pertokoan yang buka harus didampingi tim pengendali yang menjadi bagian dari gugus tugas,” ujar Ridwan.
Dia mengatakan di unit terkecil itu, tim yang mengawasi aktivitas pengunjung bisa pemilik toko maupun petugas keamanan. Mereka harus bertanggung jawab jika terjadi penularan di areanya dan diperkenankan menegur pembeli yang tidak menerapkan protokol kesehatan. ”Nah untuk mal, tetap dengan kapasitas 50 persen dan menetapkan protokol kesehatan, kecuali untuk bioskop dan karaoke itu belum bisa (berdaptasi) karena ruangannya tidak aman,” terang Ridwan.
Untuk tahap keempat atau satu bulan sejak pemberlakuan AKB tahap pertama, lanjut gubernur, barulah suatu daerah masuk ke pemulihan sektor pariwisata, dengan catatan tidak ditemukan kasus Covid-19 di tiga tahap sebelumnya. Pihaknya untuk sementara tidak mengizinkan tempat pariwisata menerima wisatawan dari luar Jabar.
”Jangan sampai pariwisata dibuka, tiba-tiba datang tamu yang sejarah perjalanannya tidak bisa diketahui atau dari zona merah. Saya sudah sampaikan ke bupati dan wali kota yang mayoritas ekonomi daerahnya dari pariwisata agar berhati-hati dalam membuat agenda,” kata Ridwan.
Tahap kelima, adalah sektor pendidikan. Ridwan memastikan sektor pendidikan tidak akan pulih atau kembali ke sekolah dalam waktu dekat.
”Untuk pendidikan belum dibuka sekarang, masih dibahas, wacana yang mengemuka nanti Januari (2021) itu yang paling bisa diperhitungkan. Kita butuh waktu dan tidak boleh mengorbankan anak-anak. Tapi kalau ada keputusan tidak di Januari, nanti kita sampaikan secara khusus,” tutur Ridwan.
Selain sekolah, pesantren pun masuk dalam zona pendidikan. Saat ini, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mengkaji protokol khusus atau tata cara aktivitas di pesantren agar kegiatan berjalan lancar dan aman.
”Tata cara di pesantren agak beda, mereka berasrama, Bapak Wakil Gubernur sudah saya tugaskan minggu ini untuk mengkonsolidasikan pesantren agar punya protokol khusus yang nyaman tapi kuat dalam melawan persebaran Covid-19,” ujar Ridwan.
Adaptasi kebiasaan baru atau AKB adalah istilah yang digunakan untuk memaknai normal baru yang merupakan kebiasaan baru warga Jabar pada masa pandemi selama obat dan vaksin Covid-19 belum ditemukan. Perilaku sehari-hari berubah secara sadar dan disiplin menjadi lebih higienis ketika diharuskan berdampingan dengan Covid-19. Kuncinya, terletak pada protokol kesehatan yang ketat dan tingkat kewaspadaan individu yang tinggi hingga dapat membantu menjalankan hidup aman, sehat, dan produktif.
”Jangan lupa, selalu perhatikan dan lindungi anggota keluarga yang rentan, terutama mereka yang lanjut usia, yang mempunyai penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan ginjal, penyakit autoimun, dan kehamilan,” tambah Ridwan.
Kepada warga Jabar, Ridwan minta hindari euforia dan jangan lepas kendali dengan dimulainya AKB di zona biru. Situasi bisa berubah sewaktu-waktu jika penularan Covid-19 kembali meningkat. ”Keberhasilan AKB di Jabar ada di tangan warga yang disiplin dan taat aturan,” ujar Ridwan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar
Posting Komentar