Jasa Blog - Ada Rapid Test, Pedagang Pasar Taman Sidoarjo Malah Pulang
Ada Rapid Test, Pedagang Pasar Taman Sidoarjo Malah Pulang
Jika anda butuh jasa buat situs untuk mempromosikan usaha anda , sangat di sarankan untuk memesan sekarang di .JASA SITUS BLOG MURAH
Kelebihan Jasa Situs ini: 1. Pengerjaan cepat. 2. Banyak pilihan desain. 3. Fiturnya lengkap. 4. Siap pakai 5. Harganya murah. Silahlan anda pesan diJASA SITUS BLOG MURAH
.JawaPos.com – Jumani menunggu di kursi kayu. Perempuan 64 tahun itu menanti giliran. Saat namanya dipanggil petugas, pedagang Pasar Taman tersebut beranjak menuju tempat rapid test.
Uji cepat itu berjalan singkat. Hanya lima menit. Setelah petugas mengambil sampel darah, warga Kelurahan Kalijaten, Taman, tersebut kembali ke lapaknya. Berjualan. ”Agak ndredek (takut). Soalnya belum pernah rapid test,” jelasnya.
Berbeda dengan Fikri Ansari. Pemuda 19 tahun itu tampak tenang. Setelah menjalani uji cepat, dia kembali berjualan. ”Belum pernah rapid test, tapi tidak sakit,” tutur warga Kelurahan Bebekan tersebut.
Tidak mudah mengajak warga untuk di-rapid test. Petugas sampai menjemput warga. Salah satunya, Said. Dia tampak kesal. Saat ditanya petugas, dia menjawab sekenanya. ”Rapid nggak oleh sangu ae (tidak dapat uang saku, Red),” tuturnya.
Total ada 140 warga Desa Wonocolo yang menjalani rapid test Rabu (3/6). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk melihat persebaran korona. Sebab, di Desa Wonocolo, tercatat 23 orang terkonfirmasi positif.
Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji menjelaskan, rapid test menyasar warga dan pedagang. Jumlah alat uji cepat yang disiapkan mencapai 300 alat. Namun, yang terpakai hanya 140 alat. ”Banyak yang enggan menjalani rapid test,” jelasnya.
Sejatinya pukul 07.00, petugas sudah mengumumkan. Seluruh pedagang diminta untuk ikut. Namun, satu per satu penjual malah menutup kios. Pulang. Pasar yang semula ramai mendadak sepi. Kondisi itu dinilai Sumardji wajar. Sebab, sebagian warga belum paham. ”Warga butuh edukasi,” jelasnya. Dari 140 orang, ditemukan 9 orang yang hasil tesnya reaktif. Selanjutnya, mereka diminta melakukan isolasi mandiri.
Sebagai tindak lanjut, hari ini polresta mengerahkan mobil swab test (uji usap). ”Kami gelar swab di Wonocolo,” paparnya. Polresta mendapatkan bantuan kontainer uji usap dari BNPB. Kendaraan diparkir di GOR Delta Sidoarjo.
Sumardji menjelaskan, kontainer itu mampu menggelar swab serempak. Kapasitasnya 500 hingga 1.000 orang. Truk itu dilengkapi 12 tenaga ahli serta dua alat PCR. ”Yang positif kami tempatkan di mal pelayanan publik (MPP),” ucap pria asal Nganjuk itu. Rapid test selesai. Seluruh area di Pasar Taman disemprot disinfektan. Mulai kios, lapak, hingga jalan.
Kabid Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nawari menyatakan, rapid test terus digelar di pasar. Tercatat empat pasar sudah. Yakni, Larangan, Porong, Krian, dan Taman. ”Kurang satu di Wadungasri. Kami masih merancang jadwalnya,” jelasnya.
Di sisi lain, berkali-kali razia dilakukan. Berkali-kali pula jumlah pelanggar meningkat. Kemarin (3/6) 77 pengendara ditindak. Mereka menerima sanksi dari tim gabungan. KTP disita. Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Yani Setyawan menyatakan, jumlah pelanggaran PSBB III masih tinggi. ”Totalnya mencapai 1.221 pelanggar,” paparnya.
Sebagian besar tidak mengenakan masker. Disusul, pengendara yang berboncengan tidak satu alamat. Ada juga yang kelayapan tak jelas. ”Tak bisa menunjukkan surat keterangan RT/RW,” jelasnya.
Kasatpol PP Widiyantoro Basuki menyatakan, sampai saat ini ada 15 pelanggar yang mendapatkan sanksi sosial. Mereka dihukum menjadi relawan korona, bekerja di dapur umum, dan membersihkan jalan serta tempat umum. ”Yang berkali-kali melanggar, ikut memakamkan jenazah Covid,” tegasnya.
Pengunjung Pasar Porong Enggan Cuci Tangan
Para wakil rakyat di Parlemen Sidoarjo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Porong kemarin (3/6). Komisi B mengecek stok kebutuhan pokok, harga komoditas, sekaligus penerapan protokol pencegahan Covid-19 di pasar-pasar. Informasi didapat langsung dari pedagang.
”Stok dan harga aman. Cuma, pedagang mengeluh pendapatan turun 40 sampai 50 persen,” kata Ketua Komisi B (Perekonomian) Bambang Pujianto.
Menurut pedagang, penurunan terjadi, salah satunya, karena pasar menerapkan ganjil-genap. ”Beberapa mulai jualan online di sosial media. Tapi, banyak juga yang hanya mengandalkan jualan di pasar,” terang Bambang. Untuk sementara, pedagang diharapkan bisa legawa. Saat PSBB berakhir, operasional jam pasar akan kembali normal.
Hasil lain sidak, komisi B masih menemukan pedagang maupun pengunjung pasar yang asal-asalan cuci tangan. Bahkan, ada yang tidak cuci tangan sama sekali. ”Pedagang yang masuk 10 orang. Yang cuci tangan 1 orang. Jangan seperti itu,” ucapnya. Karena itu, dia minta pengawasan dan imbauan lebih digencarkan. Sekaligus, menambah kelengkapan tempat cuci tangan. Terutama di pintu masuk pasar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan M. Tjarda memastikan sarana dan prasarana itu sudah dilengkapi. Mulai thermogun, tempat cuci tangan tangki besar di enam titik, hingga tempat cuci kapasitas air 500 liter dan 200 liter di sembilan titik. Semua tersebar.
”Pasar Porong sangat besar. Harapan kami, ada di tiap lorong. Untung-untung tiap kios,” katanya.
Namun, dia berupaya mengoptimalkan sarpras yang ada dengan meminta kesadaran pedagang untuk jaga diri. Sebab, jumlah pengunjung sangat banyak. Tidak bisa dicek suhu tubuh satu per satu. Pasar beda dengan mal. Intensitas lalu-lalang pengunjung terlalu tinggi. ”Prinsipnya, kami menerapkan PSBB dengan taat. Seluruh yang masuk juga pakai masker,” terang Tjarda.
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar
Posting Komentar